Sisi Gelap ChatGPT: Bikin CV Palsu, Sebar Hoax, hingga Bantu Kejahatan Siber

Teknologi kecerdasan buatan (AI) yang semakin canggih, termasuk model bahasa besar seperti ChatGPT, membawa potensi transformatif namun sekaligus membuka pintu bagi penyalahgunaan signifikan. Ada kekhawatiran mendalam mengenai bagaimana alat-alat powerful ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang merugikan.

Ancaman dalam Kejahatan Siber dan Disinformasi

Salah satu ancaman utama adalah penggunaan AI untuk meningkatkan skala dan efektivitas kejahatan siber. AI dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan konten menyesatkan atau disinformasi massal dengan tingkat personalisasi yang tinggi, membuat kampanye propaganda atau manipulasi opini menjadi lebih canggih. Selain itu, kemampuan AI dalam menghasilkan teks yang meyakinkan memfasilitasi serangan phishing yang jauh lebih sulit dikenali dibandingkan metode tradisional. AI juga berpotensi digunakan untuk otomatisasi dalam pembuatan malware, penemuan kerentanan sistem, atau bahkan orkestrasi serangan siber yang lebih kompleks.

Dampak Sosial dan Tantangan Keamanan

Penyalahgunaan teknologi AI ini memiliki dampak luas pada keamanan digital dan struktur sosial. Deteksi aktivitas berbahaya yang dihasilkan oleh AI menjadi semakin menantang, memerlukan pengembangan teknik deteksi yang terus berinovasi. Penyebaran ujaran kebencian, hoax, dan konten berbahaya lainnya dapat dipercepat, mengikis kepercayaan publik dan stabilitas sosial. Hal ini menuntut peningkatan kewaspadaan digital dari masyarakat umum dan upaya yang lebih besar dalam verifikasi informasi.

Menghadapi Risiko dan Kebutuhan Regulasi

Untuk menghadapi risiko ini, diperlukan pendekatan komprehensif. Pengembangan kerangka kerja keamanan siber yang lebih kuat dan adaptif sangat penting. Selain itu, dibutuhkan kebijakan etika dan regulasi yang jelas mengenai penggunaan AI untuk memitigasi potensi jahatnya. Kolaborasi global antara pemerintah, industri teknologi, akademisi, dan masyarakat sipil menjadi kunci untuk membangun mekanisme pertahanan yang efektif terhadap ancaman yang terus berkembang ini. Menyeimbangkan inovasi dengan keamanan dan tanggung jawab adalah krusial demi masa depan digital yang aman.

BACA JUGA:  48% Praktisi Keamanan Belum Mampu Penuhi Aturan Kepatuhan

Sumber: https://go.theregister.com/feed/www.theregister.com/2025/06/06/chatgpt_for_evil/