Perang di Ukraina Buat Veteran Keamanan Siber Mikko Hyppönen Beralih ke Drone

Pandangan Mikko Hyppönen tentang Evolusi Ancaman Perang

Ahli keamanan siber terkemuka, Mikko Hyppönen, kembali menyoroti lanskap ancaman di masa depan, terutama yang terkait dengan evolusi perang. Diskusi kali ini menekankan bagaimana teknologi akan membentuk medan tempur dan implikasi keamanan sibernya yang mendalam. Fokusnya tertuju pada penggunaan sistem otonom dan peran teknologi baru dalam konflik bersenjata, memberikan gambaran yang mungkin terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Pemahaman terhadap dinamika ini menjadi sangat penting untuk persiapan menghadapi tantangan keamanan siber yang kian kompleks.

Drone Otonom: Senjata Utama Masa Depan?

Salah satu poin krusial yang diangkat adalah meningkatnya peran drone dalam konflik modern. Hyppönen memproyeksikan bahwa drone akan menjadi elemen sentral di medan perang, tidak hanya sebagai alat pengintai atau pengiriman logistik, tetapi juga sebagai platform serangan utama yang beroperasi secara otonom. Kemampuan drone untuk beroperasi tanpa keterlibatan manusia secara langsung di garis depan mengubah dinamika risiko dan strategi peperangan. Aspek keamanan siber drone ini, termasuk kerentanan terhadap peretasan dan gangguan sinyal, menjadi perhatian serius.

Integrasi Kecerdasan Buatan (AI) dalam Konflik

Pembahasan beralih pada peran kecerdasan buatan (AI) yang semakin tak terpisahkan dari sistem drone dan teknologi militer lainnya. AI memungkinkan drone membuat keputusan lebih cepat dan beroperasi di lingkungan yang kompleks. Namun, penggunaan AI dalam sistem senjata otonom menimbulkan pertanyaan etis dan risiko signifikan. Potensi kesalahan, bias algoritma, dan kurangnya akuntabilitas saat kendali diserahkan pada mesin adalah isu kritis yang harus diatasi. Hyppönen menekankan perlunya kontrol manusia atau ‘human-in-the-loop’ meskipun otonomi meningkat.

Implikasi Keamanan Siber dan Etika

Keseluruhan evolusi ini memiliki implikasi keamanan siber yang besar. Sistem otonom dan AI menjadi target menarik bagi serangan siber, mulai dari peretasan untuk mengambil alih kendali hingga serangan untuk mengganggu fungsi. Perang siber kemungkinan besar akan terintegrasi dengan perang fisik melalui eksploitasi kerentanan pada sistem senjata cerdas ini. Selain itu, perdebatan etis seputar pengembangan dan penggunaan senjata otonom yang mematikan (Lethal Autonomous Weapons Systems – LAWS) menjadi semakin mendesak. Keseimbangan antara inovasi militer dan jaminan keamanan serta tanggung jawab adalah kunci di masa depan.

BACA JUGA:  Cinecred bikin kredit film tanpa ribet

Sumber: https://go.theregister.com/feed/www.theregister.com/2025/06/04/mikko_hypponen_drone/